A.
Tantangan
Ekonomi Global
Indonesia
mengalami banyak tantangan di masa mendatang. Beberapa tantangan yang dihadapi
Indonesia, di antaranya globalisasi ekonomi yang ditandai dengan persaingan
ekonomi yang semakin ketat, intervensi
teknologi dan ilmu pengetahuan terhadap perekonomian, tuntutan inovasi dan peningkatan
pembangunan ekonomi, pergeseran pembangunan ekonomi dari barat ke timur, serta
tantangan peningkatan sumber daya manusia Indonesia untuk menghadapi persaingan
global.
B.
Kondisi Siswa Indonesia
Program for
International Student Assessment (PISA) di bawah Organization Economic Cooperation
and Development (OECD) mengadakan survei tentang kemampuan siswa dan sistem
pendidikan. PISA menggelar survei ini sejak tahun 2000 dan rutin melakukan
survei tiap 3 tahun sekali. Terakhir, survei PISA tahun 2012 lalu yang baru
dirilis awal pekan Desember 2013. Survei ini melibatkan responden 510 ribu
pelajar berusia 15-16 tahun dari 65 negara dunia yang mewakili populasi 28 juta
siswa berusia 15-16 tahun di dunia serta 80 persen ekonomi global.
Ada 3 kemampuan siswa yang dinilai dalam survei ini, yakni kemampuan matematika, kemampuan membaca dan kemampuan ilmiah (sains) yang mencerminkan sistem pendidikan di negara masing-masing. Selain itu mereka juga ditanyakan motivasi dan kepercayaannya atas sekolah dan pendidikan yang mereka jalani. Para siswa diuji dengan tes di atas kertas yang berlangsung 2 jam. Tes adalah campuran dari pertanyaan-pertanyaan terbuka dan pilihan ganda yang terorganisir dalam kelompok berdasarkan suatu bagian dari kehidupan nyata.
Temuan menarik dari mayoritas negara yang disurvei, sejak PISA melakukan survei ini lebih dari 10 tahun lalu, kemampuan matematika siswa tidak meningkat. Sekitar 60% dari 65 negara yang berpartisipasi dari survei sebelumnya menunjukkan kemampuan matematika siswa dalam tingkat yang sama atau lebih buruk dari survei 2012 ini. Sedikitnya sepertiga dari semua responden ini bahkan memiliki kemampuan terendah dari matematika (http://news.detik.com/read/2013/12/04/144949/2432402/10/ini-peringkat-kemampuan-matematika-siswa-di-dunia-indonesia-nomor-berapa)
Ada 3 kemampuan siswa yang dinilai dalam survei ini, yakni kemampuan matematika, kemampuan membaca dan kemampuan ilmiah (sains) yang mencerminkan sistem pendidikan di negara masing-masing. Selain itu mereka juga ditanyakan motivasi dan kepercayaannya atas sekolah dan pendidikan yang mereka jalani. Para siswa diuji dengan tes di atas kertas yang berlangsung 2 jam. Tes adalah campuran dari pertanyaan-pertanyaan terbuka dan pilihan ganda yang terorganisir dalam kelompok berdasarkan suatu bagian dari kehidupan nyata.
Temuan menarik dari mayoritas negara yang disurvei, sejak PISA melakukan survei ini lebih dari 10 tahun lalu, kemampuan matematika siswa tidak meningkat. Sekitar 60% dari 65 negara yang berpartisipasi dari survei sebelumnya menunjukkan kemampuan matematika siswa dalam tingkat yang sama atau lebih buruk dari survei 2012 ini. Sedikitnya sepertiga dari semua responden ini bahkan memiliki kemampuan terendah dari matematika (http://news.detik.com/read/2013/12/04/144949/2432402/10/ini-peringkat-kemampuan-matematika-siswa-di-dunia-indonesia-nomor-berapa)
Hasil survei menunjukkan kemampuan
siswa Indonesia di bidang matematika, dan sains menempati nomor dua terendah di
dunia. Peringkat PISA merupakan yang paling berpengaruh di dunia dan digunakan
untuk mengukur standar pendidikan di Eropa, Amerika Selatan dan Utara,
Australia, Timur Tengah, dan Asia. Mereka mengerjakan sejumlah soal untuk
mengukur kemampuan di bidang matematika, sains, dan membaca. Berdasarkan survei
tersebut, kemampuan matematika siswa-siswi di Indonesia berada di peringkat 64
dari 65 negara, dengan skor 375 dari rata-rata skor survei di bidang
matematika. Di bidang sains, rata-rata skor siswa peserta survei yakni 501.
Namun, siswa Indonesia hanya meraih 382. Sedangkan, dalam kemampuan membaca,
skor rata-rata siswa seluruh dunia 496. Adapun siswa Indonesia meraih skor 396
(http://acdpindonesia.wordpress.com/2013/12/05/nilai-akademik-siswa-rendah/)
C.
Kualitas Pendidikan di Indonesia
Indeks tingkat pendidikan
tinggi Indonesia dinilai masih rendah
yaitu 14,6 persen, sedangkan Singapura dan Malaysia mempunyai indeks tingkat pendidikan yang lebih
baik yaitu 28 persen dan 33 persen. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia,
akan melemahkan daya saing Indonesia dalam menghadapi masyarakat ekonomi Asean
2015. Oleh sebab itu, kunci untuk
meningkatkan daya saing Indonesia, dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan
melakukan terobosan terbaru dalam sektor pendidikan. Sebenarnya, kualitas SDM
di Indonesia sudah cukup bagus, tinggal bagaimana cara pemerintah dan dunia
pendidikan mengasah SDM tersebut menjadi SDM yang hebat. Jika kolaborasi
pemerintah dan dunia pendidikan sudah kuat, maka Indonesia akan mencetak SDM
terbaik setiap tahunnya. Meningkatkan Kualitas SDM dengan cara meningkatkan
kualitas pendidikan adalah solusi tepat yang harus dilakukan agar Indonesia
berpeluang menguasai AEC 2015 (http://www.beritasatu.com/pendidikan/144143-kualitas-pendidikan-di-indonesia-masih-rendah.html)
D.
Cara menciptakan Guru Unggul dan Siswa Unggul Serta
Pengaruhnya Terhadap Perekonomian Indonesia
Guru adalah
profesi yang mulia dan pemikul tanggung jawab yang berat untuk menciptakan
siswa yang unggul. Keunggulan yang dimaksud adalah keunggulan akhlak,
keunggulan sosial, dan keunggulan intelektual. Untuk menciptakan semua
keunggulan tersebut, seharusnya guru mempunyai ciri-ciri keunggulan tersebut
yang akan bisa menjadi teladan bagi siswanya. Jika guru bisa menjadi teladan
bagi siswanya, maka diharapkan siswa mempunyai kepercayaan dan kebanggaan
terhadap gurunya, sehingga diharapkan transfer kecerdasan dan keunggulan akan
lebih mudah diterima anak didiknya. Dalam tulisan ini, yang akan dibahas adalah
keunggulan akademik yang harus dicapai siswa, khususnya keunggulan dalam
matematika, untuk minimal meningkatkan peringkat matematika Indonesia,
meningkatkan SDM dan agar mampu menghadapi dan memenangkan persaingan global.
Sebelum
mencetak siswa unggul, sebaiknya guru juga menjadi guru unggul terlebih dahulu.
Guru harus banyak membaca, banyak belajar, dan sering mengikuti kompetisi untuk
menambah pengalaman, menambah ilmu, dan mengukur kemampuan diri sendiri. Hasil yang sudah dicapai oleh penulis sebagai guru
matematika SMA, di antaranya menjadi penulis soal try out ujian nasional mobile
learning tingkat nasional kemendikbud, menjadi guru pendamping kurikulum 2013,
dan menjadi juara lomba menulis tutorial pembelajaran berbasis computer blog
formulasi LPMP jateng, dan membimbing siswa menjadi finalis olimpiade
matematika tingkat nasional, menciptakan alat peraga pendidikan matematika, menciptakan
aplikasi pendidikan berbasis hanphone dan komputer yang diterapkan di
pembelajaran matematika, dan kegiatan lain yang tidak dapat disebutkan satu per
satu.
Penulis menang lomba nasional, dimuat di koran Suara merdeka
Prestasi yang
diraih guru dapat digunakan sebagai motivasi dan menciptakan kebanggaan kepada
siswanya untuk mencontoh jejak gurunya dalam berprestasi. Dari teladan yang
nyata, siswa lebih mudah untuk menerima. Termasuk dalam pelajaran matematika di
kelas, langkah-langkah pembelajaran yang menjadi budaya ilmiah untuk
menciptakan siswa unggul, yaitu :
1.
Guru memberikan permasalahan nyata dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya tayangan video tentang
tinggi gedung dan luas tanah. Siswa diajak berpikir bagaimana cara mengukur
tinggi gedung dan mengukur luas tanah
tersebut. Mengukur luas tanah dan tinggi gedung adalah masalah sehari-hari yang
sering dilihat siswa.
2.
Siswa diminta
membuat team untuk berpikir dan bekerjasama untuk memecahkan masalah
tersebut ( Siswa dilatih untuk saling membantu , bertukar pikiran, dan diskusi
dalam team. Kerjasama team diperlukan dalam era global untuk memenangkan
persaingan global). Setiap team diminta menyampaikan idenya.
3.
Ada team yang mempunyai ide menggunakan penggaris
siku-siku, ada team yang menggunakan rumus trigonometri, dan ide yang lain (
siswa dilatih untuk berpikir memecahkan masalah dan mencari ide terbaik). Jika
siswa terbiasa berpikir untuk memecahkan masalah, maka jangka panjangnya jika
siswa sebagai mahasiswa, sebagai wiraswastawan, sebagai pengusaha, sebagai
pegawai, sebagai pejabat dan sebagai
profesi yang lain akan terbiasa dengan cepat mencari solusi dari permasalahan
yang dihadapi.
4.
Setelah ide diperoleh, langkah berikutnya siswa dilatih
untuk menciptakan alat sendiri untuk mengukur tinggi gedung dan jarak dua
tempat. Guru memotivasi dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan
berdiskusi dengan guru dan teman yang lain.Guru juga sebagai teladan, memberi
contoh alat ukur ciptaan guru, sehingga memotivasi siswa untuk menciptakan dan
menyempurnakan alat pengukur buatannya. Penanaman sikap untuk berdiskusi,
bertanya, dan saling membantu dengan teman satu team, teman lain team, dan
dengan guru akan menanamkan budaya berdiskusi, bertanya, dan saling membantu di
sekolah, di rumah, sampai kuliah, dan bekerja. Harapannya siswa terbiasa untuk
menciptakan ide-ide baru sehingga tercipta alat-alat dan teknologi baru yang
berguna bagi masyarakat dan dapat menjadi ladang usaha mandiri bagi siswa.
Indonsia lebih sering sebagai pengguna daripada sebagai pencipta. Sudah saatnya
Indonesia sebagai pencipta dan innovator dalam teknologi dan mengungguli
Negara-negara lain.
5.
Setelah alat tercipta, maka siswa mempraktekkan alatnya
untuk mengukur tinggi bangunan dan jarak dua tempat. Misalnya mengukur tinggi
gedung sekolah dan mengukur luas lapangan olah raga menggunakan alat ciptaannya
sendiri. Team mengadakan evaluasi alat untuk kefektifan dan keefisienannya.Hasil
evaluasi untuk mencari kelebihan dan kelemahannya serta untuk penyempurnaan
alat. Diharapkan alat dibuat dari
bahan-bahan yang sudah tidak terpakai. Ini melatih siswa untuk memanfaatkan dan
mendaur ulang limbah sehingga tercipta alat yang ramah lingkungan. Alat yang
tercipta lebih murah biaya pembuatannya dan dapat ditingkatkan kegunaannya
melebihi alat pengukur klinometer yang ada. Langkah terakhir tinggal menyempurnakan
dan dapat dijual untuk usaha binis yang menguntungkan bagi siswa, guru, dan
pihak sekolah. Kalau alatnya teruji dan mendapat hak paten, untuk jangka
panjang bisa lebih ditingkatkan dan disempurnakan sehingga dapat diekspor yang
akan meningkatkan devisa Negara dan memperkuat perekonomian nasional.
6.
Setelah alat berhasil diciptakan, guru mengajak siswa
untuk memecahkan masalah mengukur tinggi gedung dan luas tanah melalui
teknologi komputer. Guru memberikan aplikasi computer ciptaan guru yang dapat
digunakan siswa beserta cara membuatnya. Setelah siswa mengetahui cara membuatnya,
diharapkan siswa dapat mengembangkan lagi aplikasi tersebut, baik melalui
membaca buku, diskusi melalui jejaring sosial,
maupun melalui sumber-sumber teknologi di internet. Guru memancing dan
memotivasi siswa untuk selalu menciptakan sesuatu yang baru. Budaya berpikir
dan bersikap ilmiah dibekalkan kepada siswa agar menjadi orang yang lebih
unggul dibandingkan orang lain untuk memenangkan persaingan global.
7.
Setelah siswa menguasai materi matematika, langkah
berikutnya guru mengadakan evaluasi. Bentuk evaluasi berbentuk aplikasi soal di
handphone yang sudah dibuat oleh guru dan dapat dikirimkan ke siswa melalui
Bluetooth atau kabel data. Soal juga bisa dibuat dalam bentuk game matematika
yang akan menarik minat siswa dalam mempelajari matematika. Harapannya, siswa
akan tertarik dan senang dalam mempelajari matematika. Jika siswa senang
mempelajari matematika, maka prestasi belajarnya juga akan meningkat yang akan
berimbas pada peningkatan peringkat matematika Indonesia di dunia
internasional. Di samping itu, budaya ilmiah akan meningkatkan kemampuan
science para siswa yang dapat digunakan dalam menghadapi persaingan global.
Setelah
mengetahui aplikasi dan game pembelajaran matematika yang sudah dibuat guru,
harapannya siswa tertarik untuk membuat dan mengembangkan aplikasi di HP, game
di HP dan komputer. Diharapkan akan lahir siswa-siswa yang unggul dalam
teknologi HP dan Komputer. Kalau teruji dan hasinya bagus dan diminati
masyarakat, dapat dipasarkan dan menjadi usaha bisnis yang prospektif dan
menguntungkan dan dapat mengungguli produk impor yang sudah menyerang dan
menguasai pasaran dalam negeri. Jika Indonesia tidak bangkit untuk menjadi
innovator dan pencipta, selamanya akan menjadi pengguna produk Negara lain
sehingga devisa akan masuk ke Negara lain. Hal ini akan memperlemah
perekonomian Indonesia. Sebaliknya jika Indonesia bangkit menjadi Negara
pencipta yang dimulai dari budaya ilmiah dan budaya pencipta di bangku sekolah,
maka produk ciptaan yang bagus dan sudah teruji akan laku di dalam negeri dan
dapat menyaingi produk luar negeri, bahkan kalau mungkin menjadi Negara
pengekspor teknologi dunia, sehingga devisa Negara akan masuk ke Indonesia, dan
pada gilirannya akan memperkuat ekonomi Indonesia dan dapat memenangkan
persaingan global. Akhirnya tantangan ekonomi global akan menjadi peluang yang
menguntungkan. Ini baru dibahas satu sisi. Sisi-sisi yang lain juga harus dikembangkan dan dimaksimalkan
untuk mengubah tantangan berat menjadi peluang yang menguntungkan. Kita harus
bersama-sama minimal mengubah pola pikir dan berjuang bersama. Hal ini dapat
tercipta, salah satunya dengan adanya motivasi para guru untuk menjadi guru
unggul yang akan menciptakan siswa unggul. Siswa unggul akan menjadi penerus
bangsa untuk memperkuat perekonomian nasional melalui karya-karyanya yang
inovatif dan berdaya saing tinggi. Keunggulan tersebut tidak datang dengan
tiba-tiba, tetapi harus diperjuangkan dan dievaluasi secara terus menerus
secara bersama-sama oleh semua pihak.
Untuk
scope yang lebih luas, di sekolah
penulis, di SMA Kesatrian 1 Semarang
yaitu para guru membuat wadah untuk menggodok kemampuan para siswa dan
bersama-sama menciptakan produk-produk yang inovatif. Di samping itu, siswa juga
dilatih untuk berkompetisi dalam lomba-lomba yang ada, termasuk gurunya juga
mengikuti lomba-lomba guru dan lomba umum. Hal ini sebagai latihan untuk
menghadapi persaingan global. Sesuatu yang besar dimulai dari sesuatu yang kecil. Jika kita terbiasa untuk bersaing dari tingkat sekolah, meningkat ke tingkat kota, tingkat propinsi, kemudian bisa bersaing di tingkat nasional, maka puncaknya kita siap untuk bersaing di tingkat global antar negara di dunia.
Produk inovatif yang sudah dibuat di sekolah penulis, dalam bidang matematika, membuat alat peraga dan alat pengukur, membuat aplikasi pembelajaran di HP dan komputer. Dalam bidang biologi dan kimia, membuat pupuk cair unggulan, membuat media pepak tanaman, membuat produk sirup jahe merah dan jeruk, membuat jamu, dan membuat teknologi tepat guna dalam budidaya tanaman. Dalam bidang fisika, membuat teknologi pengecoran beton. Keempat bidang tersebut sudah memenangkan kompetisi dari tingkat kota sampai tingkat nasional. Dalam bidang seni, sudah memenangkan sampai tingkat nasional, dan dalam bidang olah raga sudah memenangkan sampai tingkat internasional.
Harapannya, semua guru dan siswa di semua sekolah melakukan hal yang sama mulai dari tingkat sekolah masing-masing, kemudian meningkat ke tingkat kota / kabupaten, ke tingkat propinsi, dan dilakukuan secara nasional. Hal ini senada dengan penerapan kurikulum 2013 di sekolah. Jika hal ini dapat tercapai, maka akan meningkatkan sumber daya manusia Indonesia dan berpengaruh terhadap peningkatan standar dan kualitas pendidikan di Indonesia. Peningkatan tersebut akan mampu menghadapi tantangan ekonomi bebas dan pergeseran ekonomi ke asia termasuk Indonesia. Kemampuan menghadapi tantangan global akan mampu merubah tantangan menjadi peluang yang menguntungkan, sehingga akan berpengaruh secara signifikan secara nasional terhadap kemajuan pendidikan ,teknologi, dan ekonomi di Indonesia. Semua bidang dapat menciptakan teknologi dan produk yang inovatif yang dapat digunakan untuk memenangkan persaingan global. dan memperkuat ekonomi nasional. Butuh motivasi kuat, semangat menyala, dan perjuangan terus menerus, inovasi tiada henti, dan doa untuk meraih hal tersebut.
Produk inovatif yang sudah dibuat di sekolah penulis, dalam bidang matematika, membuat alat peraga dan alat pengukur, membuat aplikasi pembelajaran di HP dan komputer. Dalam bidang biologi dan kimia, membuat pupuk cair unggulan, membuat media pepak tanaman, membuat produk sirup jahe merah dan jeruk, membuat jamu, dan membuat teknologi tepat guna dalam budidaya tanaman. Dalam bidang fisika, membuat teknologi pengecoran beton. Keempat bidang tersebut sudah memenangkan kompetisi dari tingkat kota sampai tingkat nasional. Dalam bidang seni, sudah memenangkan sampai tingkat nasional, dan dalam bidang olah raga sudah memenangkan sampai tingkat internasional.
Harapannya, semua guru dan siswa di semua sekolah melakukan hal yang sama mulai dari tingkat sekolah masing-masing, kemudian meningkat ke tingkat kota / kabupaten, ke tingkat propinsi, dan dilakukuan secara nasional. Hal ini senada dengan penerapan kurikulum 2013 di sekolah. Jika hal ini dapat tercapai, maka akan meningkatkan sumber daya manusia Indonesia dan berpengaruh terhadap peningkatan standar dan kualitas pendidikan di Indonesia. Peningkatan tersebut akan mampu menghadapi tantangan ekonomi bebas dan pergeseran ekonomi ke asia termasuk Indonesia. Kemampuan menghadapi tantangan global akan mampu merubah tantangan menjadi peluang yang menguntungkan, sehingga akan berpengaruh secara signifikan secara nasional terhadap kemajuan pendidikan ,teknologi, dan ekonomi di Indonesia. Semua bidang dapat menciptakan teknologi dan produk yang inovatif yang dapat digunakan untuk memenangkan persaingan global. dan memperkuat ekonomi nasional. Butuh motivasi kuat, semangat menyala, dan perjuangan terus menerus, inovasi tiada henti, dan doa untuk meraih hal tersebut.
Jika anda pikir bisa, maka anda pasti bisa . Ciptakan sesuatu yang berguna bagi orang lain. Semoga Indonesia selalu jaya.
Bio data penulis :
Nama : Sugeng Nugroho, S. Pd, M. Si
Profesi : Guru matematika SMA Kesatrian 1 Semarang, Guru Pendamping Implementasi Kurikulum 2013, Penulis soal try out UN Mobile Learning Tingkat Nasional BPMP Kemendikbud
Email : sug_nug@yahoo.com
No HP : 0818292061
SMA Kesatrian 1 Semarang, Jl. Pamularsi 116 Semarang, telp. 024-7606150
SMA Kesatrian 1 Semarang, Jl. Pamularsi 116 Semarang, telp. 024-7606150
Apa saja tantangan ekonomi indonesia ke depan? trims
BalasHapusTantangan terberatnya yaitu pasar bebas pada era globalisasi dengan masuknya produk-produk luar negeri memasuki pasar Indonesia.
HapusPersaingan ekonomi yang semakin ketat, intervensi teknologi dan ilmu pengetahuan terhadap perekonomian, tuntutan inovasi dan peningkatan pembangunan ekonomi, pergeseran pembangunan ekonomi dari barat ke timur, serta tantangan peningkatan sumber daya manusia Indonesia untuk menghadapi persaingan global.
BalasHapustantangan apa yg plg berat
HapusSerangan produk luar negeri ke pasar indonesia
HapusSelain itu juga tantangan untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia agar mampu bersaing dan memenangkan persaingan di era global
HapusBgm cara meningkatkan SDM indonesia ? trims
HapusDari skup kecil, di sekolah guru berusaha keras agar para siswanya bisa pandai, kreatif, dan gigih. Setelah skup satu sekolah tercapai, targetnya semua sekolah bisa melakukan hal sama dari tingkat kota, tingkat propinsi, sampai tingkat nasional. Program tersebut perlu evaluasi untuk mengetahui kelebihan dan kelemahannya. Jika skup nasional tercapai, maka SDM Indonesia akan meningkat dan siap menghadapi tantangan global.
HapusApakah anda stuju kalau tugas guru hanya mengajar? trims
BalasHapusTidak setuju, tugas guru tidak hanya mengajar tapi juga mendidik dan melakukan inovasi untuk kemajuan bangsa
Hapusinovasi apa yang dapat dilakukan guru?
HapusInovasi dalam pembelajaran, menemukan metode baru yang aplikatif yang dapat menarik dan merangsang siswa berpikir dan menemukan sesuatu.
Hapuscontohnya bgm
HapusSalah satu solusinya dengan menerapkan kurikulum 2013, di mana siswa diajak untuk menghadapi permasalahan nyata sehari-hari dan berusaha untuk memecahkannya dengan berbagai kreatifitas, di antaranya menemukan alat yang tepat guna dan penggunaan software dan game dalam pembelajaran.
HapusTugas guru juga menjadi motivator dan inovator dalam pendidikan.
HapusApa saja ciri-ciri guru unggul?
BalasHapusGuru yang berkemampuan tinggi dalam akademik maupun non akademik dan selalu berusaha meningkatkan kemampuannya
HapusDi samping itu, guru yang dapat menjadi motivator dan inovator bagi siswanya dan bagi dunia pendidikan
Hapusapa cinya guru unggul
BalasHapusGuru yang dapat membangkitkan motivasi siswa agar selalu berprestasi.
HapusBgm caranya?trims
HapusGuru menampilkan masalah sehari-hari dan mengajak siswa untuk memecahkan masalah tsb. Harapannya, siswa dapat merasakan manfaat mempelajari sebuah mata pelajatran sehingga membangkitkan semangatnya untuk terus belajar dan berinovasi.
HapusKalau ciri-ciri siswa unggul?
BalasHapussiswa yang selalu meningkatkan kemampuannya dan berusaha menemukan inovasi baru
HapusBagaimana cara mencetak siswa agar mjd siswa unggul?
BalasHapussetiap hari siswa dikondisikan untuk selalu berpikir dan membuat inovasi-inovasi baru yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari
Hapusapa contohnya
HapusSiswa dilatih untuk berpikir memecahkan permasalahan sehari-hari, Contohnya siswa dapat menggunakan berbagai cara kreatif untuk mengukur luas tanah, misalnya dengan menciptakan alat pengukur luas tanah. Bisa juga membuat software untuk perhitungannya.
HapusApa tantangan yang paling besar dihadapi indonesia dan bgm mengubah tantangan mjd peluang?
BalasHapusTantangan dlm bidang ekonomi, terutama era ekonomi bebas yang mengakibatkan barang-barang dari luar negeri bebas masuk ke Indonesia
Hapusbgm caranya, apa barang dari luar negeri kita larang masuk ke indonesia
HapusKita tidak dapat melarang barang luar negeri masuk ke Indonesia karena indonesia terikat persetujuan. Yang dapat dilakukan memperkuat sendi-sendi perekonomian kita dan menanamkan sifat nasionalisme untuk mencintai dan menggunakan produk dalam negeri.
HapusApa tantangan yang paling besar dihadapi indonesia dan bgm mengubah tantangan mjd peluang?
BalasHapusMenciptakan inovasi baru yang berdaya saing tinggi agar mampu bersing dengan produk luar negeri
Hapuscontoh hasil inovasinya apa
HapusHasil inovasi di bidang pendidikan: menciptakan alat pengukur luas tanah dan software, membuat sirup jahe merah, membuat sirup jeruk, membuat media pepak untuk tanaman dan teknologi budidaya tanaman, membuat teknologi beton yang paling kuat, dll.
HapusApakah anda yakin bahwa para guru dapat mencetak siswa menjadi siswa yang unggul
BalasHapusDengan Doa, keikhlasan, dan usaha keras tiada henti, dan mengevaluasi segala sesuatunya secara teratur, saya yakin dapat tercipta siswa yang unggul.
HapusKalau kebetulan dapat siswa yang pandai-pandai mungkin mudah untuk mencetak siswa unggulan, kalau dapat siswa yg kurang pandai apa bisa dicetak siswa unggul
HapusJustru kalau mendapat siswa yang kemampuan akademiknya tidak begitu tinggi, merupakan tantangan tersendiri bagi guru untuk menemukan cara dan inovasi baru agar siswa meningkat kemampuannya dan berusaha menemukan dan mengembangkan bakat siswa semaksimal mungkin, dengan disertai keikhlasan dan kerja keras, saya yakin bisa tercipta siswa unggul. Unggul dalam proses dan unggul dalam hasil.
HapusApa harapan anda sbg guru untuk kemajuan indonesia? trims
HapusHarapannya semua guru bisa menjadi guru unggul yang dapat menciptakan siswa unggul dengan menggunakan metode, kreatififitas, dan kurikulum unggul sehingga tercipta karya-karya unggul yang dalam jangka pendek maupun jangka panjang akan memperkuat ketahanan ekonomi indonesia sehingga dapat bersaing di era global. Harapannya semua tantangan harus kita ubah menjadi sebuah peluang yang menguntungkan sehingga sumber daya manusia indonesia dapat meningkat dan dapat mengungguli bangsa-bangsa lain di dunia.
Hapus