Rabu, 22 Januari 2014

Mencetak Siswa Unggul Menggunakan Keteladanan dan penanaman Pendidikan Karakter : Tantangan Menjadi Peluang

  A.      Tantangan Ekonomi Global
Indonesia mengalami banyak tantangan di masa mendatang. Beberapa tantangan yang dihadapi Indonesia, di antaranya globalisasi ekonomi yang ditandai dengan persaingan ekonomi yang semakin ketat,  intervensi teknologi dan ilmu pengetahuan terhadap perekonomian, tuntutan inovasi dan peningkatan pembangunan ekonomi, pergeseran pembangunan ekonomi dari barat ke timur, serta tantangan peningkatan sumber daya manusia Indonesia untuk menghadapi persaingan global.

B.     Kondisi Siswa Indonesia
Program for International Student Assessment (PISA) di bawah Organization Economic Cooperation and Development (OECD) mengadakan survei tentang kemampuan siswa dan sistem pendidikan. PISA menggelar survei ini sejak tahun 2000 dan rutin melakukan survei tiap 3 tahun sekali. Terakhir, survei PISA tahun 2012 lalu yang baru dirilis awal pekan Desember 2013. Survei ini melibatkan responden 510 ribu pelajar berusia 15-16 tahun dari 65 negara dunia yang mewakili populasi 28 juta siswa berusia 15-16 tahun di dunia serta 80 persen ekonomi global.
  Ada 3 kemampuan siswa yang dinilai dalam survei ini, yakni kemampuan matematika, kemampuan membaca dan kemampuan ilmiah (sains) yang mencerminkan sistem pendidikan di negara masing-masing. Selain itu mereka juga ditanyakan motivasi dan kepercayaannya atas sekolah dan pendidikan yang mereka jalani. Para siswa diuji dengan tes di atas kertas yang berlangsung 2 jam. Tes adalah campuran dari pertanyaan-pertanyaan terbuka dan pilihan ganda yang terorganisir dalam kelompok berdasarkan suatu bagian dari kehidupan nyata.
   Temuan menarik dari mayoritas negara yang disurvei, sejak PISA melakukan survei ini lebih dari 10 tahun lalu, kemampuan matematika siswa tidak meningkat. Sekitar 60% dari 65 negara yang berpartisipasi dari survei sebelumnya menunjukkan kemampuan matematika siswa dalam tingkat yang sama atau lebih buruk dari survei 2012 ini. Sedikitnya sepertiga dari semua responden ini bahkan memiliki kemampuan terendah dari matematika (http://news.detik.com/read/2013/12/04/144949/2432402/10/ini-peringkat-kemampuan-matematika-siswa-di-dunia-indonesia-nomor-berapa)
            Hasil survei menunjukkan kemampuan siswa Indonesia di bidang matematika, dan sains menempati nomor dua terendah di dunia. Peringkat PISA merupakan yang paling berpengaruh di dunia dan digunakan untuk mengukur  standar pendidikan di Eropa, Amerika Selatan dan Utara, Australia, Timur Tengah, dan Asia. Mereka mengerjakan sejumlah soal untuk mengukur kemampuan di bidang matematika, sains, dan membaca. Berdasarkan survei tersebut, kemampuan matematika siswa-siswi di Indonesia berada di peringkat 64 dari 65 negara, dengan skor 375 dari rata-rata skor survei di bidang matematika. Di bidang sains, rata-rata skor siswa peserta survei yakni 501. Namun, siswa Indonesia hanya meraih 382. Sedangkan, dalam kemampuan membaca, skor rata-rata siswa seluruh dunia 496. Adapun siswa Indonesia meraih skor 396 (http://acdpindonesia.wordpress.com/2013/12/05/nilai-akademik-siswa-rendah/)

C.     Kualitas Pendidikan di Indonesia
Indeks tingkat pendidikan tinggi Indonesia  dinilai masih rendah yaitu 14,6 persen, sedangkan Singapura dan Malaysia  mempunyai indeks tingkat pendidikan yang lebih baik yaitu 28 persen dan 33 persen. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia, akan melemahkan daya saing Indonesia dalam menghadapi masyarakat ekonomi Asean 2015. Oleh sebab itu,  kunci untuk meningkatkan daya saing Indonesia, dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan melakukan terobosan terbaru dalam sektor pendidikan. Sebenarnya, kualitas SDM di Indonesia sudah cukup bagus, tinggal bagaimana cara pemerintah dan dunia pendidikan mengasah SDM tersebut menjadi SDM yang hebat. Jika kolaborasi pemerintah dan dunia pendidikan sudah kuat, maka Indonesia akan mencetak SDM terbaik setiap tahunnya. Meningkatkan Kualitas SDM dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan adalah solusi tepat yang harus dilakukan agar Indonesia berpeluang menguasai AEC 2015 (http://www.beritasatu.com/pendidikan/144143-kualitas-pendidikan-di-indonesia-masih-rendah.html)

D.    Cara menciptakan Guru Unggul dan Siswa Unggul Serta Pengaruhnya Terhadap Perekonomian Indonesia
Guru adalah profesi yang mulia dan pemikul tanggung jawab yang berat untuk menciptakan siswa yang unggul. Keunggulan yang dimaksud adalah keunggulan akhlak, keunggulan sosial, dan keunggulan intelektual. Untuk menciptakan semua keunggulan tersebut, seharusnya guru mempunyai ciri-ciri keunggulan tersebut yang akan bisa menjadi teladan bagi siswanya. Jika guru bisa menjadi teladan bagi siswanya, maka diharapkan siswa mempunyai kepercayaan dan kebanggaan terhadap gurunya, sehingga diharapkan transfer kecerdasan dan keunggulan akan lebih mudah diterima anak didiknya. Dalam tulisan ini, yang akan dibahas adalah keunggulan akademik yang harus dicapai siswa, khususnya keunggulan dalam matematika, untuk minimal meningkatkan peringkat matematika Indonesia, meningkatkan SDM dan agar mampu menghadapi dan memenangkan persaingan global.
Sebelum mencetak siswa unggul, sebaiknya guru juga menjadi guru unggul terlebih dahulu. Guru harus banyak membaca, banyak belajar, dan sering mengikuti kompetisi untuk menambah pengalaman, menambah ilmu, dan mengukur kemampuan diri sendiri. Hasil  yang sudah dicapai oleh penulis sebagai guru matematika SMA, di antaranya menjadi penulis soal try out ujian nasional mobile learning tingkat nasional kemendikbud, menjadi guru pendamping kurikulum 2013, dan menjadi juara lomba menulis tutorial pembelajaran berbasis computer blog formulasi LPMP jateng, dan membimbing siswa menjadi finalis olimpiade matematika tingkat nasional, menciptakan alat peraga pendidikan matematika, menciptakan aplikasi pendidikan berbasis hanphone dan komputer yang diterapkan di pembelajaran matematika, dan kegiatan lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

      Penulis menang lomba nasional, dimuat di koran Suara merdeka
  
Prestasi yang diraih guru dapat digunakan sebagai motivasi dan menciptakan kebanggaan kepada siswanya untuk mencontoh jejak gurunya dalam berprestasi. Dari teladan yang nyata, siswa lebih mudah untuk menerima. Termasuk dalam pelajaran matematika di kelas, langkah-langkah pembelajaran yang menjadi budaya ilmiah untuk menciptakan siswa unggul, yaitu :
1.      Guru memberikan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari, misalnya tayangan  video tentang tinggi gedung dan luas tanah. Siswa diajak berpikir bagaimana cara mengukur tinggi gedung  dan mengukur luas tanah tersebut. Mengukur luas tanah dan tinggi gedung adalah masalah sehari-hari yang sering dilihat siswa.
2.      Siswa diminta  membuat team untuk berpikir dan bekerjasama untuk memecahkan masalah tersebut ( Siswa dilatih untuk saling membantu , bertukar pikiran, dan diskusi dalam team. Kerjasama team diperlukan dalam era global untuk memenangkan persaingan global). Setiap team diminta menyampaikan idenya.
3.      Ada team yang mempunyai ide menggunakan penggaris siku-siku, ada team yang menggunakan rumus trigonometri, dan ide yang lain ( siswa dilatih untuk berpikir memecahkan masalah dan mencari ide terbaik). Jika siswa terbiasa berpikir untuk memecahkan masalah, maka jangka panjangnya jika siswa sebagai mahasiswa, sebagai wiraswastawan, sebagai pengusaha, sebagai pegawai,  sebagai pejabat dan sebagai profesi yang lain akan terbiasa dengan cepat mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi.
4.      Setelah ide diperoleh, langkah berikutnya siswa dilatih untuk menciptakan alat sendiri untuk mengukur tinggi gedung dan jarak dua tempat. Guru memotivasi dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan berdiskusi dengan guru dan teman yang lain.Guru juga sebagai teladan, memberi contoh alat ukur ciptaan guru, sehingga memotivasi siswa untuk menciptakan dan menyempurnakan alat pengukur buatannya. Penanaman sikap untuk berdiskusi, bertanya, dan saling membantu dengan teman satu team, teman lain team, dan dengan guru akan menanamkan budaya berdiskusi, bertanya, dan saling membantu di sekolah, di rumah, sampai kuliah, dan bekerja. Harapannya siswa terbiasa untuk menciptakan ide-ide baru sehingga tercipta alat-alat dan teknologi baru yang berguna bagi masyarakat dan dapat menjadi ladang usaha mandiri bagi siswa. Indonsia lebih sering sebagai pengguna daripada sebagai pencipta. Sudah saatnya Indonesia sebagai pencipta dan innovator dalam teknologi dan mengungguli Negara-negara lain.
5.      Setelah alat tercipta, maka siswa mempraktekkan alatnya untuk mengukur tinggi bangunan dan jarak dua tempat. Misalnya mengukur tinggi gedung sekolah dan mengukur luas lapangan olah raga menggunakan alat ciptaannya sendiri. Team mengadakan evaluasi alat untuk kefektifan dan keefisienannya.Hasil evaluasi untuk mencari kelebihan dan kelemahannya serta untuk penyempurnaan alat. Diharapkan alat  dibuat dari bahan-bahan yang sudah tidak terpakai. Ini melatih siswa untuk memanfaatkan dan mendaur ulang limbah sehingga tercipta alat yang ramah lingkungan. Alat yang tercipta lebih murah biaya pembuatannya dan dapat ditingkatkan kegunaannya melebihi alat pengukur klinometer yang ada. Langkah terakhir tinggal menyempurnakan dan dapat dijual untuk usaha binis yang menguntungkan bagi siswa, guru, dan pihak sekolah. Kalau alatnya teruji dan mendapat hak paten, untuk jangka panjang bisa lebih ditingkatkan dan disempurnakan sehingga dapat diekspor yang akan meningkatkan devisa Negara dan memperkuat perekonomian nasional.
6.      Setelah alat berhasil diciptakan, guru mengajak siswa untuk memecahkan masalah mengukur tinggi gedung dan luas tanah melalui teknologi komputer. Guru memberikan aplikasi computer ciptaan guru yang dapat digunakan siswa beserta cara membuatnya. Setelah siswa mengetahui cara membuatnya, diharapkan siswa dapat mengembangkan lagi aplikasi tersebut, baik melalui membaca buku, diskusi melalui jejaring sosial,  maupun melalui sumber-sumber teknologi di internet. Guru memancing dan memotivasi siswa untuk selalu menciptakan sesuatu yang baru. Budaya berpikir dan bersikap ilmiah dibekalkan kepada siswa agar menjadi orang yang lebih unggul dibandingkan orang lain untuk memenangkan persaingan global.
7.      Setelah siswa menguasai materi matematika, langkah berikutnya guru mengadakan evaluasi. Bentuk evaluasi berbentuk aplikasi soal di handphone yang sudah dibuat oleh guru dan dapat dikirimkan ke siswa melalui Bluetooth atau kabel data. Soal juga bisa dibuat dalam bentuk game matematika yang akan menarik minat siswa dalam mempelajari matematika. Harapannya, siswa akan tertarik dan senang dalam mempelajari matematika. Jika siswa senang mempelajari matematika, maka prestasi belajarnya juga akan meningkat yang akan berimbas pada peningkatan peringkat matematika Indonesia di dunia internasional. Di samping itu, budaya ilmiah akan meningkatkan kemampuan science para siswa yang dapat digunakan dalam menghadapi persaingan global.
Setelah mengetahui aplikasi dan game pembelajaran matematika yang sudah dibuat guru, harapannya siswa tertarik untuk membuat dan mengembangkan aplikasi di HP, game di HP dan komputer. Diharapkan akan lahir siswa-siswa yang unggul dalam teknologi HP dan Komputer. Kalau teruji dan hasinya bagus dan diminati masyarakat, dapat dipasarkan dan menjadi usaha bisnis yang prospektif dan menguntungkan dan dapat mengungguli produk impor yang sudah menyerang dan menguasai pasaran dalam negeri. Jika Indonesia tidak bangkit untuk menjadi innovator dan pencipta, selamanya akan menjadi pengguna produk Negara lain sehingga devisa akan masuk ke Negara lain. Hal ini akan memperlemah perekonomian Indonesia. Sebaliknya jika Indonesia bangkit menjadi Negara pencipta yang dimulai dari budaya ilmiah dan budaya pencipta di bangku sekolah, maka produk ciptaan yang bagus dan sudah teruji akan laku di dalam negeri dan dapat menyaingi produk luar negeri, bahkan kalau mungkin menjadi Negara pengekspor teknologi dunia, sehingga devisa Negara akan masuk ke Indonesia, dan pada gilirannya akan memperkuat ekonomi Indonesia dan dapat memenangkan persaingan global. Akhirnya tantangan ekonomi global akan menjadi peluang yang menguntungkan. Ini baru dibahas satu sisi. Sisi-sisi  yang lain juga harus dikembangkan dan dimaksimalkan untuk mengubah tantangan berat menjadi peluang yang menguntungkan. Kita harus bersama-sama minimal mengubah pola pikir dan berjuang bersama. Hal ini dapat tercipta, salah satunya dengan adanya motivasi para guru untuk menjadi guru unggul yang akan menciptakan siswa unggul. Siswa unggul akan menjadi penerus bangsa untuk memperkuat perekonomian nasional melalui karya-karyanya yang inovatif dan berdaya saing tinggi. Keunggulan tersebut tidak datang dengan tiba-tiba, tetapi harus diperjuangkan dan dievaluasi secara terus menerus secara bersama-sama oleh semua pihak.
Untuk scope yang lebih luas,  di sekolah penulis,  di SMA Kesatrian 1 Semarang yaitu para guru membuat wadah untuk menggodok kemampuan para siswa dan bersama-sama menciptakan produk-produk yang inovatif. Di samping itu, siswa juga dilatih untuk berkompetisi dalam lomba-lomba yang ada, termasuk gurunya juga mengikuti lomba-lomba guru dan lomba umum. Hal ini sebagai latihan untuk menghadapi persaingan global. Sesuatu yang besar dimulai dari sesuatu yang kecil. Jika kita terbiasa untuk bersaing dari tingkat sekolah, meningkat ke tingkat kota, tingkat propinsi, kemudian bisa bersaing di tingkat nasional, maka puncaknya kita siap untuk bersaing di tingkat global antar negara di dunia.
Produk inovatif yang sudah dibuat di sekolah penulis, dalam bidang matematika,  membuat alat peraga dan alat pengukur, membuat aplikasi pembelajaran di HP dan komputer. Dalam bidang biologi dan kimia,  membuat pupuk cair unggulan, membuat media pepak tanaman, membuat produk  sirup jahe merah dan jeruk, membuat jamu, dan membuat teknologi tepat guna dalam budidaya tanaman. Dalam bidang fisika,   membuat teknologi pengecoran beton. Keempat bidang tersebut sudah memenangkan kompetisi dari tingkat kota sampai tingkat nasional. Dalam bidang seni, sudah memenangkan sampai tingkat nasional, dan dalam bidang olah raga sudah memenangkan sampai tingkat internasional.
Harapannya, semua guru dan siswa di semua sekolah melakukan hal yang sama mulai dari tingkat sekolah masing-masing, kemudian meningkat ke tingkat kota / kabupaten, ke tingkat propinsi, dan dilakukuan secara nasional. Hal ini senada dengan penerapan kurikulum 2013  di sekolah. Jika hal ini dapat tercapai, maka akan meningkatkan sumber daya manusia Indonesia dan berpengaruh terhadap peningkatan standar dan kualitas pendidikan di Indonesia. Peningkatan tersebut akan mampu menghadapi tantangan ekonomi bebas dan pergeseran ekonomi ke asia termasuk Indonesia. Kemampuan menghadapi tantangan global akan  mampu merubah tantangan menjadi peluang yang menguntungkan, sehingga akan berpengaruh secara signifikan secara nasional terhadap kemajuan pendidikan ,teknologi, dan ekonomi di Indonesia. Semua bidang dapat menciptakan teknologi dan produk yang inovatif yang dapat digunakan untuk memenangkan persaingan  global. dan memperkuat ekonomi nasional.  Butuh motivasi kuat, semangat menyala, dan perjuangan terus menerus, inovasi tiada henti, dan doa untuk meraih hal tersebut.
Jika anda pikir bisa, maka anda pasti bisa . Ciptakan sesuatu yang berguna bagi orang lain. Semoga Indonesia selalu jaya.

Bio data penulis :
Nama :  Sugeng Nugroho, S. Pd, M. Si
Profesi : Guru matematika SMA Kesatrian 1 Semarang, Guru Pendamping Implementasi Kurikulum 2013, Penulis soal try out UN Mobile Learning Tingkat Nasional BPMP Kemendikbud
Email      : sug_nug@yahoo.com
No HP   : 0818292061
SMA Kesatrian 1 Semarang, Jl. Pamularsi 116 Semarang, telp. 024-7606150
                   

  

 

42 komentar:

  1. Apa saja tantangan ekonomi indonesia ke depan? trims

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tantangan terberatnya yaitu pasar bebas pada era globalisasi dengan masuknya produk-produk luar negeri memasuki pasar Indonesia.

      Hapus
  2. Persaingan ekonomi yang semakin ketat, intervensi teknologi dan ilmu pengetahuan terhadap perekonomian, tuntutan inovasi dan peningkatan pembangunan ekonomi, pergeseran pembangunan ekonomi dari barat ke timur, serta tantangan peningkatan sumber daya manusia Indonesia untuk menghadapi persaingan global.

    BalasHapus
    Balasan
    1. tantangan apa yg plg berat

      Hapus
    2. Serangan produk luar negeri ke pasar indonesia

      Hapus
    3. Selain itu juga tantangan untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia agar mampu bersaing dan memenangkan persaingan di era global

      Hapus
    4. Bgm cara meningkatkan SDM indonesia ? trims

      Hapus
    5. Dari skup kecil, di sekolah guru berusaha keras agar para siswanya bisa pandai, kreatif, dan gigih. Setelah skup satu sekolah tercapai, targetnya semua sekolah bisa melakukan hal sama dari tingkat kota, tingkat propinsi, sampai tingkat nasional. Program tersebut perlu evaluasi untuk mengetahui kelebihan dan kelemahannya. Jika skup nasional tercapai, maka SDM Indonesia akan meningkat dan siap menghadapi tantangan global.

      Hapus
  3. Apakah anda stuju kalau tugas guru hanya mengajar? trims

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak setuju, tugas guru tidak hanya mengajar tapi juga mendidik dan melakukan inovasi untuk kemajuan bangsa

      Hapus
    2. inovasi apa yang dapat dilakukan guru?

      Hapus
    3. Inovasi dalam pembelajaran, menemukan metode baru yang aplikatif yang dapat menarik dan merangsang siswa berpikir dan menemukan sesuatu.

      Hapus
    4. Salah satu solusinya dengan menerapkan kurikulum 2013, di mana siswa diajak untuk menghadapi permasalahan nyata sehari-hari dan berusaha untuk memecahkannya dengan berbagai kreatifitas, di antaranya menemukan alat yang tepat guna dan penggunaan software dan game dalam pembelajaran.

      Hapus
    5. Tugas guru juga menjadi motivator dan inovator dalam pendidikan.

      Hapus
  4. Apa saja ciri-ciri guru unggul?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Guru yang berkemampuan tinggi dalam akademik maupun non akademik dan selalu berusaha meningkatkan kemampuannya

      Hapus
    2. Di samping itu, guru yang dapat menjadi motivator dan inovator bagi siswanya dan bagi dunia pendidikan

      Hapus
  5. Balasan
    1. Guru yang dapat membangkitkan motivasi siswa agar selalu berprestasi.

      Hapus
    2. Guru menampilkan masalah sehari-hari dan mengajak siswa untuk memecahkan masalah tsb. Harapannya, siswa dapat merasakan manfaat mempelajari sebuah mata pelajatran sehingga membangkitkan semangatnya untuk terus belajar dan berinovasi.

      Hapus
  6. Balasan
    1. siswa yang selalu meningkatkan kemampuannya dan berusaha menemukan inovasi baru

      Hapus
  7. Bagaimana cara mencetak siswa agar mjd siswa unggul?

    BalasHapus
    Balasan
    1. setiap hari siswa dikondisikan untuk selalu berpikir dan membuat inovasi-inovasi baru yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari

      Hapus
    2. Siswa dilatih untuk berpikir memecahkan permasalahan sehari-hari, Contohnya siswa dapat menggunakan berbagai cara kreatif untuk mengukur luas tanah, misalnya dengan menciptakan alat pengukur luas tanah. Bisa juga membuat software untuk perhitungannya.

      Hapus
  8. Apa tantangan yang paling besar dihadapi indonesia dan bgm mengubah tantangan mjd peluang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tantangan dlm bidang ekonomi, terutama era ekonomi bebas yang mengakibatkan barang-barang dari luar negeri bebas masuk ke Indonesia

      Hapus
    2. bgm caranya, apa barang dari luar negeri kita larang masuk ke indonesia

      Hapus
    3. Kita tidak dapat melarang barang luar negeri masuk ke Indonesia karena indonesia terikat persetujuan. Yang dapat dilakukan memperkuat sendi-sendi perekonomian kita dan menanamkan sifat nasionalisme untuk mencintai dan menggunakan produk dalam negeri.

      Hapus
  9. Apa tantangan yang paling besar dihadapi indonesia dan bgm mengubah tantangan mjd peluang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menciptakan inovasi baru yang berdaya saing tinggi agar mampu bersing dengan produk luar negeri

      Hapus
    2. contoh hasil inovasinya apa

      Hapus
    3. Hasil inovasi di bidang pendidikan: menciptakan alat pengukur luas tanah dan software, membuat sirup jahe merah, membuat sirup jeruk, membuat media pepak untuk tanaman dan teknologi budidaya tanaman, membuat teknologi beton yang paling kuat, dll.

      Hapus
  10. Apakah anda yakin bahwa para guru dapat mencetak siswa menjadi siswa yang unggul

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dengan Doa, keikhlasan, dan usaha keras tiada henti, dan mengevaluasi segala sesuatunya secara teratur, saya yakin dapat tercipta siswa yang unggul.

      Hapus
    2. Kalau kebetulan dapat siswa yang pandai-pandai mungkin mudah untuk mencetak siswa unggulan, kalau dapat siswa yg kurang pandai apa bisa dicetak siswa unggul

      Hapus
    3. Justru kalau mendapat siswa yang kemampuan akademiknya tidak begitu tinggi, merupakan tantangan tersendiri bagi guru untuk menemukan cara dan inovasi baru agar siswa meningkat kemampuannya dan berusaha menemukan dan mengembangkan bakat siswa semaksimal mungkin, dengan disertai keikhlasan dan kerja keras, saya yakin bisa tercipta siswa unggul. Unggul dalam proses dan unggul dalam hasil.

      Hapus
    4. Apa harapan anda sbg guru untuk kemajuan indonesia? trims

      Hapus
    5. Harapannya semua guru bisa menjadi guru unggul yang dapat menciptakan siswa unggul dengan menggunakan metode, kreatififitas, dan kurikulum unggul sehingga tercipta karya-karya unggul yang dalam jangka pendek maupun jangka panjang akan memperkuat ketahanan ekonomi indonesia sehingga dapat bersaing di era global. Harapannya semua tantangan harus kita ubah menjadi sebuah peluang yang menguntungkan sehingga sumber daya manusia indonesia dapat meningkat dan dapat mengungguli bangsa-bangsa lain di dunia.

      Hapus